Suamiku, Pahlawanku
Aku Nita, seorang istri dengan penuh semangat mendidik anak dan mengurus pekerjaan rumah tangga. Saat ini aku hidup bersama suami dan anak sematawangku di Desa Sidomoyo. Trauma terhadap kecelakaan membuatku menjadi disabilitas psikososial. Kehidupanku dulu tidak sebaik sekarang. Namun berkat suamiku, aku dapat kembali pulih.
Menjadi disabilitas psikososial membuatku harus rutin periksa ke Rumah Sakit Jiwa. Namun dengan kendala BPJSku yang tidak lagi bisa dipakai karena keterbatasan ekonomi, aku berhenti mendapatkan akses pengobatan. Berhenti mengkonsumsi obat membuat aktifitasku terganggu. Aku tidak lagi dapat melakukan pekerjaan rumah tangga, bersosialisasi dengan masyarakat, bahkan mengurus anakpun aku tak mampu.
Aku menjadi dampingan Pusat Rehabilitasi YAKKUM (PRY) dalam Program Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat sejak tahun 2018. Dengan dampingan dari PRY, entah mengapa suamiku menjadi lebih semangat dalam mengurusku dan memperjuangkan hidupku agar dapat kembali seperti dulu. Setiap hari aku diberi obat oleh suamiku. Obat yang ku minum sebetulnya adalah obat ibuku karena kami sama-sama penyandang disabilitas psikososial.
Setiap hari suamiku selalu mengira-ira takaran obat yang layak untuk aku konsumsi. Jangan salahkan suamiku jika memberi obat tidak sesuai dengan dosisnya, hal ini karena aku memiliki trauma dengan Rumah Sakit Jiwa. Namun dengan mengkonsumsi obat dari ibuku, suamiku berkata bahwa aku menunjukkan perubahan. Akupun merasa demikian, walau hanya sedikit.
Dengan melihat perkembangan didiriku, suamiku mengutarakan keinginannya untuk kembali mengaktifkan BPJSku kepada Community Officer. Setelah melakukan pengecekan, ternyata tunggakan BPJSku mencapai jutaan rupiah. Kami sempat pesimis dan mengurungkan niat untuk kembali mengaktifkan BPJS. Namun suamiku lagi lagi adalah pahlawanku. Dia terus mencari cara agar aku dapat kembali mengakses pengobatan.
Beruntungnya aku tinggal dilingkungan dimana masyarakat tidak menstigma orang dengan disabilitas psikososial. Melihat suamiku yang bersemangat mencara cara agar pengobatan dapat kembali ku akses, masyarakat dengan arahan Community Officer dan kader kesehatan jiwa menggalang dana untuk menutup tunggakan BPJSku. Kader kesehatan jiwa mendata uang yang masuk, membayarnya ke BPJS dan mengaktifkan kembali BPJSku.
Aku dapat kembali mengakses pengobatan. Setiap bulannya aku mendapatkan obat injeksi dari petugas puskesmas yang datang ke rumahku. Saat ini aku dapat kembali bersosialisasi dengan baik. Aku kembali rutin mengantar anakku ke Posyandu, beribadah rutin, bahkan fungsiku sebagai ibu rumah tanggapun kembali. Aku dapat mencuci pakaian dan kembali memasak untuk suami dan anakku. Terima kasih suamiku, karena cintamu membuatku kembali mendapatkan hidupku!
Penulis: Alfitra Yosi Putrijaya