Program kesehatan jiwa berbasis masyarakat adalah salah satu program rintisan Pusat Rehabilitasi YAKKUM yang berlangsung selama 4 tahun dan ditujukan bagi Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang berada di 3 wilayah yaitu:
Program ini diinisiasi untuk memberikan pendampingan kepada ODGJ agar dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dan agar mereka terintegrasi dalam sistem di masyarakat.
Program kesehatan jiwa berbasis masyarakat ini berawal dari masih tingginya stigma negatif yang ditujukan kepada ODGJ dari masyarakat. Selain itu, banyak ODGJ yang belum memiliki kepatuhan dalam mengkonsumsi obat secara rutin. Mereja pun masih belum mengakses fasilitasi kesehatan setempat (Puskesmas) karena belum adanya sistem rujukan yang efektif untuk kasus kesehatan jiwa di dalam masyarakat. Peningkatan kualitas hidup ODGJ juga semakin sulit dilakukan karena masih rendahnya pengetahuan ODGJ, keluarga dan masyarakat mengenai isu kesehatan jiwa. Antar stakeholder pun belum ada koordinasi dalam penanganan kasus gangguan jiwa.
Melalui program kesehatan jiwa berbasis masyarakat, kami berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan berikut ini:
Secara umum, kami melakukan pendampingan kepada ODGJ dan keluarganya, masyarakat dan pemerintah terkait melalui:
Program ini berpedoman pada Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas (CRPD) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), terutama pada Pasal 19 - Hidup mandiri dan termasuk dalam masyarakat yang menekankan pada “Hidup secara mandiri dan diikutsertakan di dalam masyarakat.”
Melalui program ini, kami membantu penyandang disabilitas melalui pendampingan individu kepada ODGJ agar dapat mengakses fasilitas medis secara mandiri, memiliki kepatuhan minum obat dan memiliki kegiatan produktif. Pendampingan ini dapat membantu pemulihan ODGJ dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Kami juga membantu dalam peningkatan kapasitas keluarga, kader dan petugas Puskesmas di dalam mendampingi ODGJ. Melalui koordinasi antar stakeholder terkait, kami juga membantu dalam menyediakan layanan-layanan terintegrasi untuk ODGJ.
Hingga akhir tahun 2017 ini, kami telah mendampingi 103 ODGJ dan keluarganya yang tersebar di 3 wilayah dampingan. Kami juga telah memberikan pendampingan berupa pelatihan-pelatihan, koordinasi rutin ataupun kerjasama dengan 219 pekerja sosial & petugas medis (termasuk dokter dan perawat), 56 pegawai pemerintah dan 9 pegawai non-pemerintah.
Kontak kami bila Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai program kesehatan jiwa berbasis masyarakat di wilayah Gunungkidul, Kulon Progo dan Sleman.
Kontak kami melalui:
Telepon: (0274) 895386
Email: support@pryakkum.org.au
Facebook, Twitter, Instagram: @PRYAKKUM
Didukung oleh:
Bertepatan dengan momen Piala Dunia dan Hari Disabilitas Internasional 2022 yang mengangkat tema Partisipasi Bermakna Menuju Pembangunan Inklusif dan Berkelanjutan, Pusat Rehabilitasi YAKKUM (PRY) dan Perhimpunan Jiwa Sehat (PJS-Imha) berkolaborasi dengan PSS Sleman mengadakan Fun Football bersama pemain PSS Sleman dan penyandang disabilitas mental yang tinggal di balai rehabilitasi sosial. Dengan mengangkat tagar #TendangStigma, kegiatan ini bertujuan untuk mengikis stigma negatif terhadap penyandang disabilitas mental dan memberikan ruang bagi mereka untuk dapat berpartisipasi penuh dan hidup di tengah masyarakat.
Buku Seri Kader Kesehatan Jiwa Mendukung Disabilitas Psikososial Menuju Pemulihan
Masruhan adalah sosok aktivis disabilitas asal Desa Krendetan, Purworejo. Di akhir tahun 2021, ia mendirikan Kelompok Disabilitas Desa (KDD) Difa Mandiri bersama pemerintah Desa Krendetan dengan dukungan DPO Bagelen dan Pusat Rehabilitasi YAKKUM. Ia sadar bahwa tentu tidak mudah untuk membangun pemahaman yang sama kepada para anggota tentang pentingnya organisasi ini sehingga mereka dapat lebih berdaya dan memperjuangkan hak-hak mereka. Beberapa anggota bahkan masih menganggap diri mereka sendiri sebagai kelompok yang membutuhkan bantuan dan belas kasihan. Masruhan lantas tergerak melakukan sosialisasi dari rumah ke rumah untuk meningkatkan kesadaran dan mengubah stigma diri para anggotanya.
Proses pemulihan Orang dengan Disabilitas Psikososial tidak terlepas dari peran keluarga. Dukungan keluarga sangat penting dan diperlukan orang dengan disabilitas psikososial untuk memotivasinya dalam proses perawatan, pengobatan hingga sosialnya.