"Bekerja di Pusat Rehabilitasi YAKKUM memungkinkan saya untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan kehidupan orang-orang di luar sana, selain itu saya juga bersyukur bisa bekerja di lingkungan yang sangat mendukung dimana pekerjaan saya dihargai dan saya didukung untuk mengembangkan keterampilan saya."
- Adit, Staf Infokom & Admin di Pusat Rehabilitasi YAKKUM
Di Pusat Rehabilitasi YAKKUM, staf kami adalah salah satu aset terbesar yang kita punya. Kami percaya bahwa perekrutan, retensi dan pelatihan staf yang berhasil sangatlah penting untuk kesuksesan organisasi.
Difabel sangat dianjurkan untuk mengajukan lamaran pada posisi yang diiklankan
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Hai, Kawan Inklusi yang peduli pada isu inklusi disabilitas!
Pusat Rehabilitasi YAKKUM lagi buka kesempatan buat kamu yang ingin jadi bagian pembawa perubahan di dunia inklusi.
Kami lagi mencari Kawan Inklusi untuk mengisi posisi di Staf Keuangan dan Fisioterapis nih!
Kirim dokumen lamaranmu ke hrdpry@gmail.com dan jangan lupa cc ke one.map.recruit@gmail.com ya!
Deadline sampai 15 April 2025. Kami tunggu!
Punya pertanyaan? Chat kami di WhatsApp 082134891641
Elin adalah seorang perempuan dengan disabilitas psikososial dari salah satu desa di Nusa Tenggara Timur. Setelah mengikuti berbagai pelatihan dan pendampingan, ia kini bekerja di sebuah salon kecantikan di Kota Tambolaka. Pekerjaan ini tidak hanya memberinya penghasilan dan harapan baru, tetapi juga membantu menghapus stigma bahwa penyandang disabilitas psikososial dapat berdaya dan berkontribusi dalam masyarakat.
Di sebuah pesantren di sudut kota Bantul Yogyakarta, ada seorang remaja bernama Muhammad Mulham Sobri. Bagi teman-temannya, ia anak yang periang, penuh semangat, dan tak pernah absen mengikuti kegiatan apa pun. Tapi siapa sangka, di balik senyumnya yang hangat, Sobri menyimpan perjalanan hidup yang penuh tantangan sejak lahir. Sobri terlahir dengan kondisi kelainan pada kaki kirinya (congenital limb deficiency). Sejak kecil, ia harus menerima kenyataan bahwa ia berbeda. Saat anak-anak lain berlarian tanpa beban, Sobri kecil berjalan dengan kruk kayu buatan tangan sang Ayah, sebuah karya sederhana penuh cinta yang menemaninya berkeliling desa. Ketika usianya menginjak 9 tahun, segalanya mulai berubah. ALTSO (A Leg To Stand On) hadir dalam hidupnya dan memberikannya kaki palsu pertama yang benar-benar bisa ia gunakan. Sebelumnya, ia sempat mendapat kaki palsu konvensional saat masih TK, tapi ketakutan dan ketidaknyamanan membuatnya tak mampu memakainya. Kali ini berbeda. Kali ini, kaki palsu itu menjadi jembatan antara Sobri dan dunia yang lebih luas.
Di masyarakat, kader biasanya merujuk pada seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang secara sukarela aktif membantu menjalankan program-program pemerintah atau organisasi di tingkat desa. Dalam pemberdayaan terhadap masyarakat, istilah "kader" sering sekali identik dengan label sosial perempuan. Masyarakat sering kali memandang perempuan sebagai sosok yang lebih lembut, penuh kasih, dan lebih cocok menjalankan peran sosial dalam organisasi. Hal ini menjadi stigma yang membatasi peran perempuan dalam organisasi hanya sebagai pelaksana tugas atau bahkan sebagai simbol kehadiran yang âÂÂÂÂlembutâ dan âÂÂÂÂpendukungâÂÂÂÂ. Padahal, peran kader dalam sebuah organisasi sangat luas dan bisa dilakukan oleh siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin.
"Saya harap para perempuan yang berjuang untuk kesehatan jiwa agar tetap bisa tersenyum, sabar, dan telaten selama mendampingi Orang dengan Disabilitas Psikososial (ODDP). Jangan takut untuk berbuat kebaikan dengan melakukan kegiatan positif. Tujuan kita mendampingi dan menolong ODDP adalah agar mereka menjadi lebih baik dan ini pasti banyak yang mendukung. Ini adalah motivasi untuk semua perempuan yang berjuang di isu kesehatan jiwa."ÂÂ